Sabtu, 11 Juni 2016

CTS

DEFINISI CTS

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kompleks gejala yang disebabkan oleh penekanan nervus medianus diterowongan karpal, dengan nyeri dan rasa terbakar atau paraestesia yang menggelitik  di jari-jari  dan tangan, terkadang meluas ke siku (dorland, 2002).
              https://youtu.be/z-SeJh5-nOo
Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah kondisi yang memengaruhi tangan dan jari hingga mengalami sensasi rasa kesemutan, mati rasa, atau nyeri. Gejala yang muncul ini biasanya berkembang secara perlahan-lahan dan pada malam hari akan bertambah parah. Bagian yang paling sering terpengaruh adalah jempol, jari tengah, dan telunjuk.
Carpal tunnel atau lorong karpal adalah jalur pada pergelangan tangan dimana terdapat saraf median dan sembilan tendon yang berguna dalam pergerakan jari-jari tangan.
                Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah kumpulan gejala akibat penekanan pada nervus medianus ketika melalui terowongan carpal (Carpal Tunnel) di pergelangan tangan. Manifestasi dari sindroma ini adalah rasa nyeri dan kesemutan (paraesthesia) (Sidharta, 1996). CTS merupakan neuropati jepitan yang paling banyak dijumpai, yaitu terjebaknya Nervus Medianus di dalam terowongan Karpal pada pergelangan tangan, di bawah fleksor retinakulum (DeJong, 1992). American Society for Surgery of the Hand mendefinisikan CTS sebagai kompresi neuropati dari Nervus Medianus di pergelangan tangan dimana saraf melewati bawah ligamentum karpal transversus (Burton, 1983).
ETIOLOGI

                Etiologi CTS dapat terjadi pada keadaan yang menyebabkan penyempitan terowongan karpal misalnya trauma pada tangan bisa karena fraktur riwayat immobilisasi lama akibat operasi ataupun karena over use yang bersifat kronik pd pergelangan tangan, kelainan anatomis bawaan (herediter), gangguan pada otot dan tulang seperti akromegali osteofit yang dapat mempengaruhi struktur pergelangan tangan. Etiologi yang paling sering terjadi yaitu penebalan fleksor retinaculum karena proses radang. Namun secara sekunder CTS dapat timbul juga pada penderita dengan Osteoarthritis, Diabetes Melitus, Miksedema, Amiloidosis atau wanita yang hamil (Sidharta,1984).
Penyakit sistemik lainnya misalnya kegemukan dan menopause karena gangguan keseimbangan hormon yang mengakibatkan penimbunan lemak atau cairan yang menimbulkan penyempitan dalam terowongan karpal (Katz, 2002).
CTS merupakan neuropati jepitan yang paling banyak dijumpai, yaitu terjebaknya Nervus Medianus di dalam terowongan Karpal pada pergelangan tangan, di bawah fleksor retinakulum (DeJong, 1992). American Society for Surgery of the Hand mendefinisikan CTS sebagai kompresi neuropati dari Nervus Medianus di pergelangan tangan dimana saraf melewati bawah ligamentum karpal transversus (Burton, 1983).
PATOLOGI

                CTS terjadi pada dua fase yakni fase akut dan kronik. Pada CTS yang akut, biasanya terjadi kompresi yang melebihi tekanan perfusi kapiler, sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi saraf. Saraf menjadi iskemik, terjadi peninggian tekanan fasikuler yang juga akan memperberat keadaan iskemik ini (Moeliono, 1993 dikutip oleh Rambe, 2004).
Selanjutnya terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan edema yang menimbulkan terganggunya sawar darah saraf dan merusak saraf tersebut. Pengaruh mekanik atau tekanan langsung pada saraf tepi dapat pula menimbulkan invaginasi nodus Ranvier dan demieliminasi setempat sehingga konduksi saraf terganggu (Moeliono, 1993 dikutip oleh Rambe, 2004). Hal inilah yang menyebabkan nyeri dan kesemutan di pergelangan tangan pasien.
Pada CTS yang kronik, terjadi penebalan fleksor retinaculum yang menyebabkan tekanan terhadap Nervus Medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Kemudian saraf dan otot menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi Nervus Medianus terganggu secara menyeluruh (Moeliono, 1993 dikutip oleh Rambe, 2004).
GAMBARAN KLINIS CTS

            Gejala awal, pasien sering terbangun di malam hari mengeluhkan tebal, nyeri dan kesemutan di ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis kecuali jari kelingking (Richard, 1983 dikutip oleh Bahrudin, 2005).
Gejala lainnya adalah pergelangan tangan serasa diikat ketat (tightness) dan kaku gerak (Moeliono, 1993 dikutip oleh Rambe, 2004).
            Pada tahap yang lebih lanjut kekuatan tangan menurun. Selain itu, seringkali penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang trampil terutama fungsi menggenggam serta dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan otot-otot lainnya yang dipersarafi oleh Nervus Medianus (Sidharta, 1984).
Tanda dan gejala
a.  Gangguan sensorik
Gangguan sensorik yang timbul awalnya adalah parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa jari seperti terkena aliran listrik pada jari dan setengah sisi radial jari, walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari, keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lain adalah nyeri ditangan yang juga dirasakan lebih memberat di malam hari . Kadang-kadang nyeri dapat terasa sampai ke lengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan tangan (Rambe, 2004). Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari tangan dan pergelangan tangan terutama di pagi hari.
b. Gangguan motoris
Pada tahap lanjut dapat terjadi gangguan pada nerves medianus yang menimbulkan kelemahan otot tenar sehingga jari-jari tidak dapat digunakan untuk bekerja, misalnya menjahit, menulis, mengancingkan baju, mengendarai motor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar